Blog Yang Berisi Ilmu Agama Lalu Humanisme dan Ilmu Sains Maupun Sosial

Kemerdekaan Yang Sejati

Tidak Dapat Membedakan Mana Cinta Dan Mana Siksa...

Itulah Bahagia

Mobil Mewah Itulah Bahagia...

Tidak Tau

Bentengnya orang berilmu adalah mengatakan tidak tau...

Mudah Mudah Susah

Jalan kami tak susah, bukan berarti mudah...

Pentingnya Tauhid

khawatir terjatuh kepada kesyirikan...

Showing posts with label Sains. Show all posts
Showing posts with label Sains. Show all posts

Thursday 28 April 2022

PENDIDIKAN MERATA, BELAJARPUN JADI MERDEKA

 



Pendidikan Merata, Belajarpun Jadi Merdeka


Abid Nurhuda

UIN Raden Mas Said Surakarta

abidnurhuda123@gmail.com

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk manusia yang berkualitas baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga mampu untuk berjalan mengarungi bahtera kehidupan. Selain itu hakekat dari pendidikan sendiri adalah memanusiakan manusia, dimana saat ini adalah era teknologi yang rentan sekaligus bisa membuat manusia terlena bahkan mengikis jiwa-jiwa sosial mereka. Maka disinilah perlunya peran pendidikan hadir untuk mengembalikan manusia pada hakekatnya. Sekalipun teknologi sudah menjamur dan berkembang begitu pesat di masyarakat, namun masih ada beberapa tempat di Indonesia yang masih belum bisa ikut merasakan dampak dan mengaksesnya, ditambah lagi dengan fasilitasnya yang masih minim.

 Selain itu, ada juga problem lain yang berkaitan dengan pendidikan yakni tentang tenaga kependidikan yang lebih antusias serta lebih memilih untuk di tempatkan pada kota-kota maju ketimbang di desa-desa terpencil. Padahal sejatinya pengorbanan pendidik akan lebih berasa ketika ia berjuang, mendidik dan mengajar di tempat-tempat terpencil khususnya 3T (Terluar, Terdalam dan Terpencil). Lalu ada pula problem lain yakni terkait karakter dari peserta didik yang terdegradasi oleh IPTEK, sehingga menimbulkan berbagai macam penyimpangan sosial seperti tawuran, aborsi, miras, narkoba dan lain sebagainya. Penyimpangan tersebut membuktikan bahwa penanaman nilai dalam pendidikan masih belum merata karena hanya memperhatikan sisi kognitif dan psikomotorik saja, padahal sisi afektif tentu lebih penting sehingga disini perlu bagi pendidik untuk menyeimbangkan antar nilai ketiganya. Penjelasan-penjelasan tadi menggambarkan bahwa pendidikan masih memiliki problem serta belum merata baik dari segi akses atupun fasilitas, tenaga pendidikan dan penanaman nilainya sehingga perlu dibahas terkait pendidikan merata yang mampu membuat peserta didik merasakan belajarnya yang merdeka secara hakiki dan nyata.

 

PEMBAHASAN

Pendidikan merata menjadi solusi bagi Indonesia, meski tak dipungkiri bahwa dinegara lain juga tetap memiliki problem nya sendiri seperti Amerika dimana dalam sejarahnya menggunakan cara reformasi secara kolektif untuk perbaikan visi, misi dan sistemnya. Hal ini menimbulkan konsekuensi yang berkelanjutan yakni mengkonfigurasi ulang SDM, visi, material, standar akademik, kurikuler serta membutuhkan manajemen, pengembangan guru, akuntabilitas berbasis sekolah, transisi sekolah menuju dunia kerja, keterlibatan orang tua, keterampilan yang tinggi, penelitan pendidikan dan penilaian baik formatif maupun sumatif (Wahyudi & Lutfi, 2019). Namun bangsa Indonesia bisa belajar bagaimana mengadopsi dan belajar dalam menyelesaikan persoalan tersebut, salah satunya ialah berkaitan dengan pemerataan pendidikan.

Pemerataan pendidikan berarti semua orang yang ada di Indonesia memiliki akses yang sama untuk memperoleh pendidikan mulai dari sabang sampai merauke, dari yang muda hingga yang tua, dari anak-anak sampai dewasa dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan menjadi kebutuhan pokok serta mendasar untuk kemajuan bangsa sekaligus menopangnya. Salah satu indikator pengukuran kemajuan suatu bangsa ialah tentang kualitas pendidikan dan system yang berjalan di dalamnya sehingga suatu  Negara bisa dikatakan tertinggal  jauh dari  negara  lain, jikalau kualitas  pendidikannya  rendah. Indonesia sendiri menurut data UNESCO (2000) dalam peringkat  Human  Development  Index menyebutkan bahwa komposisi dari pendidikan, kesehatan, serta penghasilan  per kepala  mengalami penurunan, dan tentu hal tersebut sangat memprihatinkan (Kadi & Awwaliyah, 2017).

Penjelasan diatas menggambarkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami penurunan baik dari segi kualitas ataupun kuantitasnya, Selain itu, pemerataan pendidikan menjadi kebijakan publik serta perluasan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan perencanaan yang matang baik Pusat maupun Daerah disertai 2 pendekatan yakni public administration dan management approach (Hakim, 2016). Jika bisa dimaknai seperti itu maka sudah sepantasnya untuk lebih memperhatikan element pendidikan dengan mengkordinir dan berkerja sama antara masyarakat, tenaga pendidik, peserta didik, orang tua dan pemerintah dalam hal ini adalah Negara yang mana memiliki kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga tujuan yang dicanangkan dapat tergapai dengan maksimal.

Tantangan, permasalahan yang  dihadapi serta problematika yang telah disebut dalam  dunia  pendidikan, tidaklah mustahil untuk diselesaikan, jika memang sungguh-sungguh serta totalitas saat mengatasinya  (Omayra , 2021). Disini perlunya menyusun strategi sekaligus langkah jelas, efektif,  terarah dan efisien sebagai solusi. Seperti perluasan akses pendidikan, yakni dengan memberikan bantuan berupa operasional  penyelenggaraan, pembangunan unit sekolah, lalu  ruang kelas dan sebagainya. Contoh lainnya tentang akses dan fasilitas pendidikan ialah berupa jalan, alat tulis gedung sekolah beserta isinya ataupun lainnya, itu semua perlu perhatian dari pemerintah lalu direncanakan oleh bagian kementrian diteruskan kebagian kepegawaian Negara seperti ASN dan dilaksanakan oleh tenaga pendidikan dan masyarakat termasuk orang tua untuk mendukung dalam melancarkan akses ataupun fasilitas pendidikan sehingga bisa dinikmati oleh semua siswa.

Penekanan angka  putus  sekolah serta peningkatan angka partisipannya dengan harapan semua orang bisa merasakan bagaimana mengenyam pendidikan sehingga meminimalisir terjadinya penyimpangan sosial dikarenakan tersibukkan dengan hal-hal positif. Selain itu pemerintah dan Negara juga menyelenggarakan berbagai program antara lain Program  Indonesia Pintar, Program  Indonesia  Sehat, Program Keluarga  Sejahtera dan Produktif,  serta adanya program Bidikmisi ataupun KIP. Hal ini tentu membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak baik itu kepala daerah, kementrian pendidikan, orang tua, sekolah dan juga masyarakat sehingga semua program tadi dapat dirasakan semua pihak yang membutuhkan dan tepat sasaran.

Peningkatan mutu pendidikan baik itu visi, misi, lembaga, metode, administrasi, SDM, ataupun manajemennya melalui akreditasi  sekolah  dan sertifikasi pendidik secara berkelanjutan sehingga harapannya ketika tenaga kependidikan sudah diangkat menjadi ASN maka disanalah mereka harus siap mengabdi bahkan jika ditugaskan ke tempat, desa ataupun daerah terpencil sekalipun. Dengan semua hal tadi, sudah barang tentu kita optimis menuju Indonesia maju sebab Konsepnya sudah tertata dengan rapi, selanjutnya tinggal bekerja sama menjalankan dengan totalitas, sungguh-sungguh dan serius dari semua pihak. Maka pemerintah, Negara, dan kementrian terkait harus mengawasi dan mengontrol secara terus menerus. Sementara sekolah, tenaga kependidikan dan peserta didik harus melaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tujuan memanusiakan manusa dapat mencapai hakekat. Adapun orang tua dan masyarakat disini berperan penting dalam berkontribusi serta berpartisipasi dalam meramaikan dunia pendidikan karena sejatinya kebijakan pendidikan ialah dari, untuk dan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri.

KESIMPULAN

Hakekat dari pendidikan yang merata dan merdeka belajar sejatinya masih belum terlaksana secara maksimal karena munculnya berbagai permasalahan dalam pelaksanaan pendidikan. Maka perlu menghadirkan beberapa solusi antara lain perluasan akses pendidikan, penekanan angka putus sekolah dengan memberikan bantuan biaya pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan dalam segala aspeknya. Semua itu dapat berjalan dengan baik dan maksimal jika ada kerja sama yang sungguh-sungguh, serius dan totalitas dari semua pihak baik pemerintah, Negara, kementrian, lembaga pendidikan, pendidik, masyarakat, orang tua dan peserta didik.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, L. (2016). Pemerataan akses pendidikan bagi rakyat sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1), 53-64.

Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). novasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 1(2), 144-155.

Omayra , Y. (2021). Dimensions And Strategies To Improve The Quality Of Education And Its Impact On The Development Of Community Human Resources: Dimensi Dan Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Dampaknya Bagi Pengembangan Sdm Masyarakat. Jurnal Bina Ummat: Membina dan Membentengi Ummat, 4(2), 77-94.

Wahyudi, A., & Lutfi, A. (2019). Analisis Reformasi Pendidikan dalam Mewujudkan Pemerataan Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Administrasi Publik, (Public Administration Journal): 9 (2) Desember, 191-201.

 

 

 

Share:

Friday 26 March 2021

Gunung Emas Viral








Gunung Emas
Gunung Emas


Oleh : Abid Nurhuda



Segunung emas di akhir zaman, apakah ia benar-benar berupa emas, 

atau apakah ia menggambarkan dunia,


Surah al-hijr diturunkan di mekah ketika umat islam sedang dalam keadaan tertekan karena sedang diuji dengan segala kekurangan dunia, dan al-fatihah disebut dalam surah ini sebagai 7 ayat yang selalu berulang-ulang,


dan kisah Al-Fatihah, ketika ditanyakan kepada Rasulullah SAW apakah ia akan memilih segunung emas yang dapat meringankan beban umat Islam, atau apakah ia akan memilih 7 ayat yang berkah tersebut?


Maka Rasulullah SAW memilih 7 ayat yang berkah (surah Al-Fatihah itu), dan seluruh langitpun ikut gembira dengan pilihan itu.


Wallahua'lam bissowab.


AL-FATIHAH.


(1) Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang


(2) Segala puji bagi Allah, Rob (Tuhan) nya alam semesta.


(3) Yang Maha Pengasih (untuk seluruh umat manusia), lagi Maha Penyayang (untuk kaum mu'min)


(4) Yang Menguasai hari Pembalasan (hari Akhirat).


(5) Hanya kepada engkau (Ya Allah) Kami menyembah, dan hanya kepada engaku pula kami memohon pertolongan.


(6) Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.


(7) yaitu jalan nya orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.


AAMIIN.


Sementara itu Firman Allah SWT dalam Surah Al-Hijr ayat 87 berbunyi : "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (wahai Muhammad) tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dan Al-Quran yang amat besar (kemuliaan dan faedahnya)."


Share:

Monday 15 March 2021

Sekilas Tentang Kitab Manhaj An-naqdi Fi Ulum Alhadist

 


Manhaj Annaqdi Fi ulum
Karya Nuruddin It'r


Oleh : Abid Nurhuda




Share:

Blog Archive

Total Pageviews